BAB
I
LATAR
BELAKANG
1.1 Latar Belakang
Apartheid berasal dari
bahasa Belanda yang artinya pemisahan. Pemisahan disini berarti pemisahan
orang-orang Belanda (kulit putih) dengan penduduk asli Afrika (kulit hitam).
Apartheid kemudian berkembang menjadi suatu kebijakan politik dan menjadi
politik resmi pemerintahan Afrika Selatan yang terdiri dari program-program dan
peraturan-peraturan yang bertujuan untuk melestarikan pemisahan rasial. Secara
struktural, Apartheid adalah kebijaksanaan mempertahankan dominasi minoritas
kulit putih atas mayoritas bukan kulit putih melalui pengaturan masyarakat di
bidang sosial budaya, politik militer dan ekonomi Kebijakan ini berlaku tahun
1948.
Pada saat itu Afrika
Selatan dibaggi menjadi 4 golongan ras utama, yaitu :
a. Kulit putih
b. Kulit hitam
c. Kulit berwarna
d. Asia Masalah Apartheid
berawal dari pendudukan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Eropa di Afrika.
Bangsa Eropa yang pertama
kali datang ke Afrika adalah bangsa Belanda. Bangsa Belanda datang ke Afrika
Selatan dipimpin oleh Jan Anthony van Riebeeck. Kedatangan bangsa Belanda ini
menimbulkan masalah dalam kehidupan masyarakat Afrika Selatan. Masyarakat
Afrika Selatan menjadi dibawah pendudukan bangsa Eropa (bangsa Belanda atau
bangsa kulit putih), sehingga masalah kulit ini yang menjadi titik pangkal
munculnya masalah Apartheid. Bangsa Belanda kemudian menetap di Afrika Selatan.
Mereka sering disebut dengan bangsa Boer. Kedatangan bangsa Belanda ini
kemudian diikuti oleh bangsa Inggris yang berhasil melakukan penguasaan dari
Afrika Utara (Mesir), Afrika Selatan (Cape Town). Kedatangan Inggris ini
menyebabkan "perang Boer" antara Inggris dan Belanda. Inggris
berhasil mengalahkan Belanda sehingga wilayah Afrika Selatan menjadi daerah
kekuasaan Inggris. Akhirnya Inggris menjadi penguasa Afrika Selatan. Dengan
kemenangan Inggris maka banyak orang Inggris yang kemudian datang ke Afrika
Selatan . Pada tahun 1910 dibentuk Uni Afrika Selatan yang merupakan gabungan
dari kedua Republik kaum Boer, yaitu Transvaal dan Orange Kree Style dengan
Cape Colony dan Natal. Uni Afrika Selatan adalah dominion Inggris.
Terbentuknya Uni tersebut
merupakan kemenangan bagi kamu Afrikaner, sebab sebagian besar anggota Parlemen
Pusat adalah orang-orang Afrikaner. Disamping itu jabatan perdana menteripun
dipegang oleh oarang-orang Afrikaner : yang pertama adalah oleh Jenderal Botha
(1910-1919), bekas pejuang gigih melawan Inggris dalam Perang Boer, kemudian
diganti oleh Jenderal Smuts, teman seperjuangan Botha baik dalam Perang Boer
maupun dalam meletakkan dasar-dasar pemerintahan Uni Afrika Selatan. Sejak
terbentuknya Uni terbukalah kesempatan bagi orang-orang Afrikaner untuk
meluaskan nasionalisme Afrikaner ke seluruh wilayah di Uni Afrika Selatan,
termasuk daerah-daerah yang berorientasi Inggris, Yaitu natal dan Cape Company.
Pemimpin-pemimpin Afrikaner berusaha mempengaruhi penduduk kulit putih yang
berbahasa Inggris untuk :
1. Menerima pola masyarakat
Afrikaner
2. Menerima Aristrokasi Putih
3. Menerima keyakinan bahwa
Afrika Selatan adalah satu-satunya tanah air
4. Menolak integrasi dengan
penduduk non Putih.
1.2 Rumusan Masalah
1. A. Bagaimana Pemerintahan
Pada Masa Botha dan Smuts ?
B. Bagaimana Pemerintahan Dr.Malan dan
Politik Apartheid ?
2. Apa Pergerakan Politik Afrika Selatan Dalam Menentang Politk
Apartheid ?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui masalah – masalah pemerintahan yang
terjadi pada masa apartheid yang membawa dampak yang sangat kontroversi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pemerintahan
Pada Masa Botha dan Smuts
A.Pemerintahan L.Botha (1910-1919)
bersifat moderat dan berusaha agar Uni tetap berada dalam lingkungan
persemakmuran Inggris. Bersama Smuts ia bekerja untuk mengembangkan kemakmuran
bangsa Boer atau Afrikaner yang lenyap karena mengalami kekalahan dalam perang
melawan Inggris. Pada tahun 1913 di kalangan orang-orang India timbul
kecemasan. Sejak Botha 1911 mengeluarkan peraturan yang berisi larangan membawa
masuk orang india ke Afrika Selatan untuk dijadikan buruh. Kemudian pada 1913
dikeluarkan lagi peraturan “Immigrants Regulation Act” yang mengehentikan
imigrasi orang-orang India Asia ke Uni Afrika Selatan. Setelah Botha meninggal
pada 1920, posisinya digantikan oleh Smuts ,ia mendapat tugas menindas
gerakan-gerakan di dalam negeri yang pro-Jerman dan gerakan yang ingin
melepaskan diri dari Commonwealth Inggris. Kemudian pada tahun 1923 Pemerintahan
kembali membuat peraturan “Urban Areas Act”, yang berisi : Native (orang-orang
Negroid/pribumi Afrika) hanya diizinkan masuk ke kota, yang diciptakan oleh
orang kulit putih, tempat tinggal mereka juga terpisah dari kulit putih.
Dasar-dasar pemisahan ini kelak diambil alih oleh kaum nasionalis serta
dipertajam sehingga lebih keras dari pada tindakan Pemerintah masa-masa
sebelumnya.
Pemerintahan Dr.Malan dan
Politik Apartheid
B. Dr.Malan,
seorang ultra nasionalis, memrintah pada 1948-1954. Politik pemerintahannya
ialah melepaskan Uni Afirka Selatan dari ikatan Commonwealth dan melaksanakan
politik apartheid terhadap penduduk non-eropa. Terhadap tujuannya yang pertama
itu ia menunggu bagaimana reaksi dari penduduk yang berbahsa Inggris. Oleh
sebab itu ia memusatkan perhatiannya untuk melaksanakan politik apartheid
terhadap penduduk bumiputera. Perdana Menteri Malan setelah melihat bahwa
pendukung-pendukungnya yang terdiri atas petani-petani putih khawatir akan
kehilangan buruh-buruh penduduk bumiputera segera meredakannya dengan
menjelaskan bahwa pemerintahannya tidak ingin melaksanakan apartheid secara
total, melainkan memberikan perhatian. Bagi Dr.Malan pemisaha totarial secara teori adalah sesuatu yang
“ideal” dan untuk sementara waktu ia masih membutuhkan penduduk Eropa dan
pribumi afrika hidup bersama-sama.
2.2 Pergerakan Politik Afrika Selatan Dalam Menentang
Politk Apartheid
Setelah
partai nasional berkuasa di Afrika Selatan secara sistematis dilembagakan dan
dituangkan dalam undang-undang sehingga orang kulit putih menguasai rakyat
pribumi dan secara berangsur-angsur merampok dan mengurangi hak-haknya. Orang
kulit hitam menolak klaim kulit putih bahwa secara kodrat orang kulit putih
memiliki keunggulan dan hak untuk memimpin. Dengan adanya orang-orang kulit
hitam menerima pendidikan Barat maka mereka mulai mengambil langkah-langkah
membentuk gerakan politik. South Afrika Native National Conference dan APO
mengirimkan delegasinya ke London untuk mengajukan protes, tetapi gagal.
Sebagai reaksi, lahirlah South African National (SANC) pada tahun 1912 kemudian
namanya diubah menjadi ANC (African National Congress). Sasarannya terbatas
pada usaha agar golongan elit Afrika Selatan diterima secara sosial dan politik
dalam masyarakat yang dikuasai oleh orang kulit putih. Perjuangan mereka untuk
mencapai sasaran adalah lewat jalan konstitusional.
Perjuangan
ANC berubah setelah pemerintah Afrika Selatan mengeluarkan National Land Act
yang isinya : ”orang kulit hitam dilarang membeli tanah atau hidup di wilayah
orang kulit putih sebagai penyewa atau penggarap bagi hasil”. Pada tahun
1919-1920, ANC melancarkan kampanye menentang peraturan-peraturan kewajiban
orang kulit hitam membawa pas. ANC mengalami kemunduran setelah pemerintah
Afrika Selatan mengambil tindakan keras dan tegas. Untuk sementara peranannya
diambil alih oleh ICU (Industrial and Commercial Union) yang didirikan pada
tahun 1919. ANC memperluas keanggotaannya dan akhirnya berkembang menjadi
organisasi massa.
Berakhirnya Politik Apartheid
Kemenangan
Mandela adalah salah seorang dari banyak tokoh pejuang politik Afrika Selatan
yang sempat menyaksikan dan merasakan puncak dari perjuangannya yakni
pembebasan kaum kulit hitam Afrika Selatan dari penindasan kaum kulit putih.
Kemenangannya dalam pemilihan demokratis dan miltirasial pertama kali sepanjang
340 tahun sejarah Afrika Selatan pada bulan Mei 1994 membawa perubahan besar
bagi negeri itu. Nama Nelson Mandela mulai
menanjak ketika ia terpilih menjadi Sekjen ANC (African National Congress) pada
tahun 1948 dan pada tahun 1952 menjadi Presiden Liga Pemuda. Sejak itu Mandela lebih
banyak memainkan peranannya secara rahasia. Pada tahun 1961 sebagai Sekretariss
Jenderal ANC, Mandela mengomandokan pemogokan selama tiga
hari 29-31 Mei 1961. seruan pemogokan itu ditanggapi oleh pemerintah Apartheid
sebagai suatu pelanggaran.
Pada
bulan Desember 1962, ia dijatuhi 5 tahun penjara, dengan tuduhan meninggalkan
negara secara ilegal. Mandela menjalani hukumannya di penjara Pretoria. Tidak
beberapa lama tokoh-tokoh ANC lainnya juga ditangkap di markas ANC. Pada saat
itu disita pula sejumlah dokumen rahasia, menyangkut ANC dan Tombak Bangsa.
Mereka yang ditangkap yaitu Walter Sisulu, Govan Mbeki, Raymond Mhlaba, Ahmed
Akthrada, Dennis Golberg dan Lionel Bernstein. Mandela bersama-sama dengan keenam rekannya
diperiksa dengan tuduhan melakukan sabotase bersengkongkol untuk menumbangkan
pemerintah dan membantu unsur asing menyerang Afrika Selatan. Mereka akhirnya
divonis dengan hukuman seumur hidup pada tanggal 12 Juni 1964 dan harus
mendekam dalam penjara di Pulai Roben Cape Town.
Pada
tahun 1982 Mandela dipindahkan lagi ke penjara Pollsmor juga masih daerah Cape
Town.
Selama di penjara itulah kampanye pembebasannya
dilancarkan, baik di Afrikan Selatan sendiri maupun di luar Afrika Selatan.
Aksi protes dan kampanye pembebasan Mandela semakin berkobar sejak tahun 1982,
bahkan pada tahun 1988 ulang tahun ke-70 Nelson Mandela dirayakan oleh bangsa kulit hitam
Afrika Selatan dengan menggelar konser musik selama 120 jam non stop dan
disiarkan ke-50 negara. Akibat kampanye pembebasan tokoh ANC ini, makin banyak
negara yang menekan pemerintah Apartheid Afrika Selatan baik
secara politik maupun ekonomi. Kampanye
pembebasan itu membuat Mandela menjadi
tokoh tahanan politik paling populer di dunia. Akibat tekanan yang bertubi-tubi
pada bulan Juli 1989 Botha bertemu dengan presiden F.W. de Klerk pengganti
Botha. Dari pertemuan-pertemuan itu pada bulan Februari 1990, de Klerk
mengumumkan di depan parlemen bahwa pemerintahannya akan mencabut larangan bagi
ANC, Partai Komunis Afrika Selatan (SACP) dan Pan Africanist Congress (PAC)
menyusul diakhirinya Politik Apartheid.
Pada kesempatan itu de Klerk juga mengisyaratkan bahwa Mandela akan segera
dibebaskan. Pembebasan tokoh kharismatik Afrika Selatan ini kemudian
dilaksanakan sesuai dengan janjinya. Pada tanggal 11 Februari 1990 dari penjara
Victor Verster, Mandela dibebaskan. Pembebasan itu sangat menarik perhatian
dunia dan disambut oleh ratusan wartawan baik dari dalam maupun luar negeri.
Dampak Politik Apartheid
Dampak Politik Apartheid
Orang kulit hitam yang semula tidak mengerti bahwa kebijakan pemerintahannya, lambat
laun mengerti bahwa tujuan sebenarnya adalah diskriminasi rasial (perbedaan
warna kulit). leh karena itu mereka bangkit mengadakan perlawanan, tetapi
pemerintahan Pieter Botha dengan kejam menumpas setiap perlawanan yang terjadi.
Banyak tokoh-tokoh kulit hitam yang dijebloskan kedalam penjara, seperti tokoh
karismatik yaitu Nelson Mandela yang terpaksa mendekam dalam penjara selama 27
tahun. Politik Apartheid ini dirancang oleh Hendrik Verwoed.
Apartheid menurut bahasa
resmi Afrika Selatan adalah Aparte Ontwikkeling artinya perkembangan yang
terpisah. Memperhatikan makna dari arti Apartheid itu kedengarannya baik yaitu
tiap golongan masyarakat, baik golongan kulit putih maupun golongan kulit hitam
harus sama-sama berkembang. Tapi perkembangan itu didasarkan pada tingkatan
sosial dalam masyarakat yang pada prakteknya menjurus pada pemisahan warna
kulit dan terjadinya penistaan dari kaum penguasa kulit putih terhadap rakyat
kulit hitam. Verwoed menyusun rencana pembentukan homeland, yang disebut juga
Batustan. Homeland dilaksanakan dengan diadakannya pembagian kembali Afrika
Selatan berdasarkan wilayah kesukuan. Tiap orang kulit hitam Afrika Selatan
diharuskan menjadi warga negara salah satu homeland atas dasar tempat lahirnya.
Untuk memantapkan proyek homeland maka dikeluarkan bantuan biaya untuk
perangsang termasuk perangsang untuk pemasukan modal dari luar untuk homeland.
Kemajuan-kemajuan kecil pun akhirnya tampak dari proyek tersebut.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Apharteid berasa dari
bahasa Belanda yang artinya pemisahan. Pemisahan disini berarti pemisahan
orang-orang Belanda (kulit putih) dengan penduduk asli Afrika (kulit hitam).
Apharteid kemudian berkembang menjadi suatu kebijakan politik dan menjadi
politik resmi Pemerintahan Afrika Selatan yang terdiri dari program-program dan
pertaruran-peraturan yang bertujuan untuk melestarikan pemisahan rasial.
Pemerintahan Nasionalis mengatur jalannya undang-undang pemisahan,
menggolongkan orang-orang ke dalam tiga ras, mengembangkan hak-hak dan
batasan-batasan untuk masing-masing golongan, seperti hukum pass dan batasan
pemukiman. Minoritas kulit putih menguasai mayoritas kulit hitam yang jauh
lebih besar. Apartheid menjadi semakin kontroversial, mendorong ke arah
meluasnya sanksi internasional, divestasi dan kerusuhan serta penindasan dalam
Afrika Selatan. Suatu periode panjang penindasan oleh pemerintah, dan
kadang-kadang dengan kekerasan, pemogokan, demonstrasi, protes, dan sabotase
dengan menggunakan bom atau cara lain, oleh berbagai gerakan anti-apartheid
yang diikuti terutama oleh Kongres Nasional Afrika (ANC).
Di Afrka selatan sering
terjadi pemberontakan-pemberontakan untuk menghapus pemerintahan Apartheid.
Gerakan yang terkenal dilakukan oleh rakyat kulit hitam di Afrika selatan dipelopori
oleh African National Congrees (ANC) dibawah pimpinan Nelson Mandela.pada
tanggal 2 Mei 1990 pemerintahan Afrika selatan mengadakan perundingan dengan
ANC untuk membuat UU non Rasial. Pada tanggal 3 Juni 1990 de Klerk menghapus UU
Darurat Negara yang berlaku hampir di setiap bagian Afrika selatan. Upaya-upaya
yang ditempuh Nelson Mandela sangat lama hingga mulai menampakan hasil yang
menggembirakan ketika F.W.de Klerk memberikan angin segar kebebasan bagi warga
kuli thitam. Pada tanggal 21 Februari 1991, Presiden de Klerk mengumumkan
penghapusan semua ketentuan dan ekstitensi sistem politik Apartheid di hadapan
parlemen Afrika selatan.
DAFTAR
RUJUKAN
Soeratman Darsiti, 2012. Sejarah Afrika. Penerbit Ombak:
Yogyakarta.
No comments:
Post a Comment