Peranan
Aminurokhman Sebagai Walikota Pasuruan Di Era Reformasi Tahun 2000-2005
Muhamad Sufyan
BAB I
LATAR BELAKANG
Gagasan
untuk menuliskan lika liku pak Aminurokhman sejak dia masih anak anak dan
sampai dewasa, bukan hanya di dorong dengan sebuah sikap dan perhatian begitu
besar terhadap perkembangan seni budaya di Kota Pasuruan, setelah hampir dua
darsa wangsa di perjuangkan oleh masyarakat peminanya. Namun lebih dengan
sekedar itu, adanya reaksi dan respon positif dalam semua kalangan maupun di
birokrat, poloitisi, pendidikan, pengusaha maupun masyarakat kebanyakan
terhadap dewan kesenian Pasuruan untuk membukukan berbagaipotensi yang dicapai
oleh Kota Pasuruan, terutama masalah – masalah seni budaya dan pariwisata,
termasuk biografi tokoh – tokoh masyarakatnya. Bahka tidak menutup kemungkinan
penulis berkaitan dengan perekonomian, perdagangan atau hal-hal lain yang
berkaitan dengan Kota Pasuruan. Sebuah harapan sekaligus kepercayaan dan
penghormatan besar yang harus mampu diwujudkan oleh dewan kesenian Pasuruan.
Keseriusan
pak Aminurokhman sangatlah harus diperjuangkan di karenakan beliau peduli
dengan nialai-nialai yang terpaparkan dalam semua aspek di mana itu beliau
memperbarui perdgangan yang ada di Kota Pasuruan untuk upaya mempersemakmurkan
rakyat dengan pemikiranya, dan menjadi salah satu perdagangan laut yang sangat
melimpah memberikan dampak yang sangat positif.
A.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
Aminurokhman memimpin di Kota Pasuruan ?
2. Bagaimana
Aminurokhman membangun Kota Paasuruan ?
B. Tujuan
Untuk
mengetahui bagaimana peranan Aminurokhman dalam memimpin Kota Pasuruan dengan
upaya yang dilakukanya, agar Kota Pasuruan bisa menjadi kota yang di jadikan
kota yang penuh dengan budaya dan
kesenian dengan memperluas jaringan dengan bebagai daerah.
Kegunaan Penelitian
1. Beliau
sebelumnya adalah seorang Kepala Sekolah salah satu SMP Ma’arif di Kota
Pasuruan.
2. Sumbangan
bagi masyarakat sangatlah banyak yang dilakukan oleh pak Aminurokhman dari sisi
ekonomi, pelabuhan dan kesenian.
3. Aminurokhman
adalah walikota pertama Kota Pasuruan di era Reformasi yang berhasil.
C.
Kajian
Pustaka
Masalah pokok pembangunan Kota Pasuruan
yang di tekankan pada kebijakan
berdasarkan kekashan
daerah, perlu memperhatikan beberapa hal antara lain :
sumberdaya manusia,
keragaman sosial budaya, kelembagaan, dan sumberdaya alam
lokal, Oriteritas
tersebut mengarahkan pada proses pembangunan masyarakat
seutuhnya.
Terkait adanya konsekuensi pelaksanaan
otonomi daerah, dengan melimpahkan urusan kewenangan dari pusat ke daerah,
diperlukan pemimpin kepala daerah dan kememimpinan yang mempuni dari arti spiritual,
emosional dan intelektual dan dalam aktualisasi bisa mengendalikan iman, taqwa,
ilmu dan seni.
Dengan kaitanya dalam pemimpinAminurkhman
sang putera daerah yang menjadi Walikota Kota Pasuruan pertama setelah masa
reformasi, merupakan tokoh muda yang memenuhi kreteria harapan. Sebagai seorang
muslim tidak di ragukan lagi bahwa beliau akan mengikuti sunnah rosul sebagai
pemimpin yang sidhiq, amanah, tabliq, fathanah.
D.
Landasan
Teori
a. Untuk
memberikan gambaran atau batasan tentang teori-teori yang di pakai sebagai
landasan penelitian yang akan dilakukan. Seorang Sejarawan harus dapat menjaga
keutuhan teks yang di ambilnya. Salah satu untuk menjaga teks adalah dengan
memperhatikan benar-benar berbagai penggunaan makna pada teks yang dibuat oleh pengarang.
Dalam penelitian ini, digunakan beberapa sumber berupa buku-buku yang
diantaranya adalah biografi dan memori dari pelaku sejarah yang mengalami
peristiwa tersebut.
·
DPRD Kota Pasuruan Tahun 2000 ; Berkas
Permohonan Pengesahan Walikota dan Wakil Walikota Pasuruan Masa Jabatan
2000-2005.
·
Aminurokhman, A.Md. dan Pudjo Basuki;
Pemaparan Visi Dan Misi Bakal Calon Walikota Dan Walikota Pasuruan Periode
2000-2005.
E.
Metode
Penelitian
A.
Heuristik, yaitu proses mencari dan menemukan sumber-sumber yang diperlukan.
B.
Kritik adalah suatu tahapan untuk melakukan pengujian terhadap sumber-sumber
yang digunakan sebagai langkah penyelidikan jejak-jejak masa lampau.
C.
Interpretasi merupakan proses pengolahan data yang diperoleh penulis dalam
melakukan seleksi terhadap data dengan mencari hubungan antara fakta yang
ditemukan.
D.
Historiografi, yaitu tahap terakhir dalam penulisan sejarah. Pada tahap ini
rangkaian fakta yang telah ditafsirkan disajikan secara tertulis sebagai kisah
atau cerita sejarah.
•
Heuristik
(Pengumpulan Data)
Tahap
pertama adalah heuristik atau pengumpulan sumber. Sumber sejarah dapat berupa
bukti yang ditinggalkan manusia yang menunjukan segala aktifitasnya di masa
lampau baik berupa peninggalan-peninggalan maupun catatan-catatan. Sumber ini
dapat ditemukan di perpustakaan, dari internet, wawncara dengan yang mengerti
tentang/pelaku pada wiraswasta muslim pribumi pada Kota Malang dan untuk arsip
dapat diperoleh di kantor-kantor atau instansi-instansi tertentu dalam
penulisan ini penulis menggunakan sumber yang berupa buku-buku dan internet.
•
Kritik
Penulisan
sejarah dikenal dua macam sumber yaitu sumber primer dan sumber skunder. sumber
primer adalah kesaksian dari seseorang dengan mata kepala sendiri atau saksi
dengan panca indra yang lain atau dengan alat mekanisme. Sumber kedua adalah
sumber skunder, sumber skunder adalah merupakan kesaksian dari siapapun yang
bukan saksi mata, yakni dari orang yang tidak hadir pada peristiwa yang
dikisahkan.
Kritik
sumber merupakan verifikasi sumber yaitu pengujian kebenaran atau ketetapan
dari sumber sejarah. Kritik sumber ada dua yaitu kritik eksteren dan kritik intern untuk
menguji kredibilitas sumber.
o
Kritik eksternal
Hal
ini berguna untuk menetapkan keaslian atau auntentitas data, dilakukan kritik eksternal.
Apakah fakta peninggalan ata dokumen itu merupakan yang sebenarnya, bukan
palsu. Berbagai tes dapat dipergunakan untuk menguji keaslian tersebut.
Misalnya untuk menetapkan umum dokumen melibatkan tanda tangan, tulisan tangan,
kertas, cat, bentuk huruf, penggunaan bahasa, dan lain-lain.
o
Kritik Internal
Setelah
dilakukan suatu dokumen diuji melalui kritik eksternal, berikutnya dilakukan
kritik internal. Walaupun dokumen itu asli, tetapi apakah mengukapkan gambaran
yang benar, Bagaimana mengenai penulis dan penciptanya, Apakah ia jujur, adil
dan benar-benar memahami faktanya, dan banyak lagi pertanyaan yang bisa muncul
seperti diatas. Sejarahwan harus benar-benar yakin bahwa datanya antentik dan
akurat. Hanya jika datanya autentik dan akuratlah sejarawan bisa memandang data
tersebut sebagai bukti sejarah yang sangat berharga untuk ditelaah secara
serius.
•
Interpretasi
Interpretasi
adalah menafsirkan fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut hingga menjadi
satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Dari berbagi fakta yang ada
kemudian perlu disusun agar mempunyai bentuk dan struktur. Fakta yang ada
ditafsirkan sehingga ditemukan struktur logisnya berdasarkan fakta yang ada,
untuk menghindari suatu penafsiran yang semena-mena akibat pemikiran yang sempit.
Bagi sejarawan akademis, interpretasi yang bersifat deskriptif saja belum
cukup. Dalam perkembangan terakhir, sejarawan masih dituntut untuk mencari
landasan penafsiran yang digunakan.
•
Historiografi
Historiografi
adalah proses penyusunan fakta-fakta sejarah dan berbagai sumber yang telah
diseleksi dalam sebuah bentuk penulisan sejarah. Setelah melakukan penafsiran
terhadap data-data yang ada, sejarawan harus sadar bahwa tulisan itu bukan
hanya sekedar untuk kepentingan dirinya, tetapi juga untuk dibaca orang lain.
Oleh karena itu perlu dipertimbangkan struktur dan gaya bahasa penulisannya.
Sejarawan harus menyadari dan berusaha agar orang lain dapat mengerti
pokok-pokok pemikiran yang diajukan.
Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode penelitian
kualitatif di mana dalam metode penelitian kualitaif pengumpulan datanya berupa
pernyataan-pernyataan mengenai isi, sifat, ciri, keadaan, gejala, pola-pola
hubungan yang terjadi dalam suatu masyarakat.
Dalam
pengumpulan data, peneliti menggunakan wawancara mendalam dan observasi di
lapangan. Beberapa teknik dilakukan untuk mendapatkan data yang sesuai.
o
Teknik Pengumpulan Data
Dalam
upaya mengumpulkan data, beberapa langkah dilakukan oleh seorang peneliti.
Salah satunya perlu menjalin suatu hubungan yang baik dengan para informan atau
yang dikenal dengan istilah rapport (Dyson, 2003:31). Peneliti menggunakan
beberapa metode pengumpulan data untuk mendapatkan data yang sesuai dan tepat,
kemudian dipisahkan antara data primer dan data sekunder. Terkait dengan data
primer, peneliti memperoleh dari hasil wawancara dengan para informan yang
telah ditentukan dan dari hasil observasi di lapangan. Sedangkan data sekunder
diperoleh peneliti dari internet.
F.
Sistematika
Peranan
Aminurokhman Sebagai Walikota Pasuruan Di Era Reformasi Tahun 2000-2005
ini
akan dibahas dalam tiga bab yaitu sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan Berisi latar belakang, masalah penelitian, tujuan
penelitian, dan metodologi penelitian.
BAB II Latar belakang Aminurokhman
Sebagai Walikota Pasuruan Di Era Reformasi Tahun 2000-2005
BAB III Gaya kememimpinan Aminurokhman
Sebagai Walikota Pasuruan Di Era Reformasi Tahun 2000-2005
BAB IV Berisi tentang kesimpulan dari hasil penulisan serta saran. Selain
it juga tentang lampiran-lampiran mengenai sumber-sumber berupa dokumen–dokumen
beserta arsip-arsip yang digunakan oleh peneliti selama proses penulisan karya
ini.
BAB II
Latar belakang Aminurokhman Sebagai Walikota
Pasuruan Di Era Reformasi
Jalan
Dipenegoro, sebuah kampung kecil di pinggir sungai (Kali Gembong) yang setiap tahun
tak pernah luput dari banjir sehinnga di sebut dengan kampung banjir. Di
kampung itulah suatu siang pada tanggal 12 Februari 1962, lahir seorang bayi
laki laki dari pasangan Bapak Mohamad Toyib dan Ibu Sufiatin. Tak ada tanda
khusus menjelang kelahiranya kecuali sang ibu pernah bermimpi bertemuseekor
harimau putih. Menurut primbon jawa mimpi itu berarti derajan paling tinggi.
Menjelang
kelahiranya sang ayah yang seorang penguasaha meubel bermimpi melihat pohon
bambu yang sedang berbunga. Bunga yang indah di pucuk pohon itupun dipetiknya,
kemudian dia bertanya, apakah arti mimpi itu kata ayahnya, mengapa pohon bambu
yang berbunga, apakah itu hanya sebuah simbol, pikir ayahnya. Pohon bambu
adalah tanaman yang bisa hidup di pinngiran sungai, bila berbunga berarti
mengharumkantempat di sekitarnya. Insya Allah ini petanda baik, bisik hatinya.
Kelahiran
bayi laki lakinya di sambut dengan gembira bercampur sedih bahagia. Kemudian
bayi itu dinamakan Aminurokhman yang berarti orang yang di percaya dan
dikasihi. Sebagai anak pertamaia sangat memanjakan, terutama oleh kakenya yang
bertempat tinggal tak jauh dari rumahnya. KH. Ashari, sang kakek, merupakan
seorang guru ngaji dan sesepuh desa yang sangat dihormatioleh orang orang di
sekitarnya.
Amin
kecil sering di ajak jalan jalan sama kakenya. Ia merasa senang di ajak jalan
jalan kakeknya, karena semua orang yang bertemu denganya memberikan salam
kepada kakenya yang saat itu sedang besama cucunya. Sebagaimana lazimnya
seperti anak anak lainya sering bermain dengan teman temanya, Amin juga
terkenal sangat nakal di sekolahnya, setiap temanya duduk selalu di tendang
kaki temanya tersebut sampai jatuh dan berdarah darah, namun dari keusilanya
itu ia harus berurusan dengan guru dan kepala sekola. Tak jarang Amin
mendapatkan hukuman dari guru gara-gara kenakalanya tersebut.
Meskipun
nakal dia pandai bergaul sehingga banyak temanya. Di dalam keluarga Amin pun
yang kini mempunya beberapa orang adik juga di kenal sebagai seorang kakak yang
penuh perhatiandan sangat melindungi adiknya. Meskipun kadang sifat sok jagoan
itu terus muncul di depan saudara saudaranya sehingga tak jarang terjadi
keributan antara dia dan adik-adinya.
Banjir
datang pada tiap tahun sekali membuat Amin sangat senang bermain air dengan
adik-adiknya, keesokan harinya biala air mulai surut, banyak keluarga yang jauh
berdatangan ke rumahnyauntuk memberikan bantuan. Biasanya mereka datang dengan
membawa buah- buahan. Amin merasa gembira karena bisa berkumpul dengan keluarga
kecilnya dan makanpun berlimpah.
Tahun
1975 Amin lulus SD dan melanjutkan sekolah di SMP Nusantar. Kenakalan masa
kecilnya masih berlanjut meskipun ia telah duduk di bangkut sekolah mengah pertama,
lebih – lebih di sekolah itu masih banyak teman temanya yang bandel denganya,
disitu Amin bertambah bandel dengan betemanya teman teman barunya tersebut,
gurupun merasa jengkel dengan Amin dan sekumpulanya karena sering membuat ulah.
Sejak
itu Amin sering bermain sepak bola di Stadion yang tak jauh dari rumahnya,
untuk sampai kesana Amin dan teman-temanya cukup menyebrangi sungai yang ada di
belakang rumahnya, sebagai seorang anak yang rumahnya dekat dengan sungai Amin
cukup pandai berenang. Setiap kali ingin ke stadion dilepaskanya bajunya dan ia
pun berenang menyebrangi sungai bersama teman-temanya.
Sejak
kecil Amin berkumpul denga keluarga yang sangat
religius. Kedua orang tuanya adalah bekas orang santri pondok itu dengan
ketat menanamkan norma-norma agama sehingga jiwa mudanya terkadang memberontak.
Mesipun kala rumahnya berdekatan denga 3 gedung bioskop, yaitu bioskop kumala,
kusuma dan himalaya, tidak sekali pun ia menonton film karena menurut orang
tuanya menonton film itu hukumnya haram. Saat itu satu-satunya film yang di
tonton guru dan temanya adalah film G30S/PKI yang ditontonya.
Sejak
remaja Amin memiliki sikap idealis dengan konsep-konsep yang diyakininya.
Apabila ada hal-hal yang dirasakan tidak cocok ia segera mendiskusikan dengan
teman-temanya dan secepatnyamengambil tindakan. Karena sikapnya yang keras
jarang ia harus bersitegang dengan guru atau kepala sekolah.
Pernah
suatu kali Amin terkena tempeleng guru gara-gara membuka almari tempat
penyimpanan uang di sekolah bersama teman-temanya. Saat itu ia dan
teman-temanya dapat undangan untuk mengisi pekan dirgantara di rac. Menjelang
pelaksanaan kegiatan gurunya belum juga datang, padahal uang OSIS yang akan
digunakan untuk mengikuti kegiatan tersebut di simpan oleh gurunya di dalam
almari sekolah. Akhirnya dengan kesepakatan dan disaksikan oleh teman-temanya,
Amin memberanikan diri membuka almaritempat penyimpanan uang. Saat gurunya
datang, ia harus bertanggung jawab menerima kemarahan.
Tahun
1981 Amin tamat dari MAN Pasuruan. Karena sering membantu usaha bapaknya, ia
memulai merasa tertarik pada dunia usaha. Itulah sebabnya ia kemudian memilih
melanjutkan kuliah di sekolah tinggi ekonomi (STE) yang sebelumnya bernama
Akademi menejemen perbankan dan akuntansi(AMPA) di Malang, Amin ingin
memperdalam seluk beluk ekonomi dengan harapan dapat mengembangkan usaha
bapaknya agar lebih sukses dan
berkembang.
Saat
jadi mahasiswa amin tertarik pada bidang politik, pandanganya di dunia politik
saat itu berkembang hingga dirinya ingin mempelajari lebih dalam secara
natural. Amin kalau sudah berdiskusi suka lupa waktu. Untunya pak denya selalu
mengiatkan agar Amin lebih mengkosentrasikan diri pada kuliahnya terlebih
dahulu.
Seperti
roda berputar usaha bapaknya dilanda krisis yang sangat menguatirkan dan
mengalami kebangkrutan, pada saat itu usaha dari bapaknya amin adalah home
industri, pada saat itu juga banyak mebel mebel yang besar membuat usaha
bapaknya sangat terpuruk karena banyaknya konsumen berlarian.
Pada
saat itu usaha bapanya mulai goyang, Amin saat itu masih jadi mahasiswa
semester 6 benar-benar merasakan dampaknya. Uang kiriman yang semulanya lancar
kini tersendat dikarenakan usaha mebel semakin memburuk. Di sini ia mulai
mencari pekerjaan untuk biaya kulianya sendiri, sempat tesirat di pikiranya
Amin menjadi supir bajaj seperti yang dilakukan oleh beberapa temanya, tetapi
niat itu kemudian diurungkanya.
Pada
saat itu Amin mendear ada pemgumuman Diploma (D1) yang di adakan oleh IKIP
Negeri Malang. Pada saat itu juga Amin ingin progam Diplomanya di terima, dan
alhamdulillah di terima menjadi mahasiswa program DI IKIP Negeri Malang. Dengan
senang hati Amin mendatangani surat pernyataan bersedia mengikuti program
Ikatan Dinas, karena dia memang ingin segera dapat pekerjaan.
Tahun
1983 Amin mulai mengikuti kuliah di IKIP Negeri Malang. Selama lebih dari
setahun ia bekerja di dua tempat, yaitu pada sore harinya di STE. Tahun 1984
saat lulus dari pagi di IKIP. Setelah di STE pada semester 6 tinggal menunggu
saat ujian negara. SayangnyaAmin tidak sempat menyelesaikan kuliahnya karena
tak lama kemudian ia mendapat panggilan untuk melaksanakan tugas Dinas yang
sudah di sepakatinya sebelumnya.
Saat
menerima surat panggilan tuagas Amin agak terkejut karena dia mendapat tugas
mengajar yang cukup jauh, yaitu di SMP Negeri 1 Palangkaraya. Dengan semangat
yang tinggi Amin segera pulang ke Pasuruanuntuk mempersiapkan diri dan meminta
doa restu kepada kedua orangtuanya.
Tetapi
mendapat halangan dari orangtuanya. Amin tidak menyerh begitu saja. Ia membujuk
orang tuanya agar diijinkan dinas di Kalimantan, namun tampajknya usahanya
sia-sia belaka. Hingga tiba saat pemberangkatan ibunya menangisi kepergianya,
Amin tidak tega melihat ibunya yang meneteskan air mata, tekatnya pun yang kuat
menjadi lemah karena ibunya.
Untuk
apa bekerja kalau tidak direstui orang tua, dia tidak mungkin melaksanakan
tugas disana dengan tidak membawa restu. Mungkin aku belum di takdirkan untuk
menjadi seorang guru, pikirnya.
Dengan
berat hati Amin membatalkan keberangkatanya, meskipun ia sadar sebagai orang
yang terikatnya dengan dinas ia tidak mungkin dapat begitu saja melaskan
tanggung jawabnya. Sebagai akibat dari PENOLAKANYA Amin di panggil ke kanwil
Dinas P dan K ke jawa timur Surabaya. Disana iaharus menerima kenyataanya kena
marah habis-habisan karena di nialai melanggar perjanjian. Amin juga dikatakan
bodoh kaena telahmenyiayiakan kesempatanya menjadi pegawai negeri. Dengan
konsekonsinya Amin harus mengembalikan modal yang diterimanya waktu
keberakatanya. Amin pun menjual motor dengan terpaksa karena menutup dana yang
diterimanya.
BAB III
Gaya Kememimpinan Aminurokhman
Salah
satu kata yang di katakan adalah Ing
Ngarso Sung Tulodho setiap orang mempunyai gaya kememimpina yang berbeda.
Pengalaman hidup merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi gaya
kememimpinan seseorang. Pengalaman Amin sebagai seorang guru membentuknya
menjadi seorang pemimipin yang memiliki jiwa keteladanan.
·
Budaya kerja
Bagi Amin pelayanan pada masyarakat
merupakan hal yang utama. Itulah sebabnya mulai tahun 2003 Amin mulai
menggalakan budaya kerja. Budaya kerja ini diukur dari keberhasilan setiap
intansi dalam memberikan pelayanan.
·
Pemerintah yang berwira usaha
Pengalaman Amin sebagai seorang
pengusaha, sedikit banyak yang ikut pula mewarnai corak kememimpinanya. Dengan
konsep-konsep kebijakanya untuk menjadikan Kota Pasuruan sebagai Kota
perdagangan dan industri.
·
Mengugah partisipasi masyarakat
Pembanguanan tak akan berjalan tanpa
adanya partisipasi masyarakat. Itulah sebabnya selain menata birokrasi, Amin
juga berupaya untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam membangun daerahnya.
·
Menata Kota
Penataan Kota dilakukan Amin secara
bertahap. Ia terkesan sangat berhati-hati dan tidak ingin tergesa-gesa sebab
hal ini menyangkut kepentingan oran. Amin melihat dari masa masa awal
kememimpinanya masyarakat masih dalam efuria reformasi sehingga terasa vulgar
dalam mengungkapkan gagasan dan kemauan, bila pada masa itu ada kebijakan yang
kurang bisa di terima masyarakat bisa bersikap kreatif.
·
Jum’atan
Agar lebih dekt dengan masyrakat. Setiap
jum’atan Amin mengadakan tatap muka secara langsung dengan warga masyarakat.
Dalam acara yang di gelar di masjid jami itu Amin juga selalu mengajak para
stafnya agar mereka juga dapat mendengar secara langsung keluhan masyarakat.
Untuk itu, setiap kali Amin dan rombonganya selalu berkeliling mengunjungi
masjid-masjid yang berbeda. Biasanya dikunjungi adalah masjid yang sedang
membangun atau mengadakan perbaikan. Masyarakat selalu merasa senang menyambut
kedatanganya, karena selain untuk menjalankan ibadah juga sekaligus untuk
menyalurkan bantuan dari pemerintah.
·
Menghadapi kerusuhan
Ganguan stabilitas keamanan yang terjadi
pada bulan Mei 2001 saat menjelang kejatuhan Gusdur sebagai Presiden RI menjadi
sebuah pengalaman yang berharga. Warga pasuruan yang menjadi basis NU dan PKB
menolak keras diadakanya sidang istimewa (SI) yang tujuanya melengserkan GusDur
dari kursi kepresidenan terkait kasus “Buloggote”. Untuk rasa besar-besaran pun
terjadi.
·
Strategi politik
Sebagai walikota, Amin merasa telah
menjadi milik komponen masyarakat. Untuk itu lebih menjaga kredibilitas, pada
musyawarah canag PKB Kota Pasuruan Tahun 2002, Amin tidak bersedia dicalonkan
kembali sebagai ketua. Meskipun tidak ada larangan seorang pemimpin daerah
menjadi ketua partai, Menurut Amin itu merupakan suatu kebijakan politik yang
kurang populer sebab dikwatirkan problem-problem partai akan memiliki ekses
negatif pada pemerintah.
·
Tokoh idola
Gya kemimpinan Amin tak lepas dari
pengaruh gaya kememimpinan tokoh nasional yang dikaguminya. Dua tokoh nasional
yaitu Bung Karno dan Bung Hatta.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Pemerintahan
yang menjadikan masyarakatnya adalah pemerintahan yang berani mengambil
keputusan apapun dikarenakan setiap pemimpin mempunyai keunikan tersendiri
dalam memimpin, contohnya pak Amin karena beliau melihat masa lalu untuk lebih
baik untuk mencapai kesuksesan yang di
capainya.
Saran
Pemerintah hendaknya berusaha untuk membangun tempat –
tempat untuk para pedagang yang ada di Kota Pasuruan untuk memperhalus jalannya
siklus bisnis untuk menghindari
tingkat penggangguran yang kronis, stagnasi ekonomi dan inflasi serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Untuk mengontrol fluktuasi bisnis dan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi pemerintah dapat menerapkan instrumen-instrumen kebijakan dibidang ekonomi baik itu
kebijakan moneter maupun kebijakan fiskal.
DAFTAR RUJUKAN
Aminurokhman,
A.Md. dan Pudjo Basuki; Pemaparan Visi
dan Misi Bakal Calon
Walikota/Wakil Walikota Pasuruan Periode 2000-2005.
DPRD
Kota Pasuruan Tahun 2000; Berkas
Permohonan Pengesahan Walikota Dan Wakil Walikota Pasuruan Masa Jabatan
2000-2005.
HUMAS
Kota Pasuruan: Kliping Berita Media Massa
Tentang Pasuruan.
Pemerintahan
Kota Pasuruan Tahun 2002: Pola Dasar
Pembangunan Daerah Kota Pasuruan Tahun 2002-2005.
No comments:
Post a Comment