Wednesday 3 February 2016

Peranan Aminurokhman Sebagai Walikota Pasuruan Di Era Reformasi Tahun 2000-2005

Peranan Aminurokhman Sebagai Walikota Pasuruan Di Era Reformasi Tahun 2000-2005


Muhamad Sufyan


BAB I
LATAR BELAKANG

Gagasan untuk menuliskan lika liku pak Aminurokhman sejak dia masih anak anak dan sampai dewasa, bukan hanya di dorong dengan sebuah sikap dan perhatian begitu besar terhadap perkembangan seni budaya di Kota Pasuruan, setelah hampir dua darsa wangsa di perjuangkan oleh masyarakat peminanya. Namun lebih dengan sekedar itu, adanya reaksi dan respon positif dalam semua kalangan maupun di birokrat, poloitisi, pendidikan, pengusaha maupun masyarakat kebanyakan terhadap dewan kesenian Pasuruan untuk membukukan berbagaipotensi yang dicapai oleh Kota Pasuruan, terutama masalah – masalah seni budaya dan pariwisata, termasuk biografi tokoh – tokoh masyarakatnya. Bahka tidak menutup kemungkinan penulis berkaitan dengan perekonomian, perdagangan atau hal-hal lain yang berkaitan dengan Kota Pasuruan. Sebuah harapan sekaligus kepercayaan dan penghormatan besar yang harus mampu diwujudkan oleh dewan kesenian Pasuruan.
Keseriusan pak Aminurokhman sangatlah harus diperjuangkan di karenakan beliau peduli dengan nialai-nialai yang terpaparkan dalam semua aspek di mana itu beliau memperbarui perdgangan yang ada di Kota Pasuruan untuk upaya mempersemakmurkan rakyat dengan pemikiranya, dan menjadi salah satu perdagangan laut yang sangat melimpah memberikan dampak yang sangat positif.








A.    Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Aminurokhman memimpin di Kota Pasuruan ?
2.      Bagaimana Aminurokhman membangun Kota Paasuruan ?

B.     Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana peranan Aminurokhman dalam memimpin Kota Pasuruan dengan upaya yang dilakukanya, agar Kota Pasuruan bisa menjadi kota yang di jadikan kota yang  penuh dengan budaya dan kesenian dengan memperluas jaringan dengan bebagai daerah.
Kegunaan Penelitian
1.      Beliau sebelumnya adalah seorang Kepala Sekolah salah satu SMP Ma’arif di Kota Pasuruan.
2.      Sumbangan bagi masyarakat sangatlah banyak yang dilakukan oleh pak Aminurokhman dari sisi ekonomi, pelabuhan dan kesenian.
3.      Aminurokhman adalah walikota pertama Kota Pasuruan di era Reformasi yang berhasil.
C.    Kajian Pustaka
Masalah pokok pembangunan Kota Pasuruan yang di tekankan pada kebijakan
berdasarkan kekashan daerah, perlu memperhatikan beberapa hal antara lain :
sumberdaya manusia, keragaman sosial budaya, kelembagaan, dan sumberdaya alam
lokal, Oriteritas tersebut mengarahkan pada proses pembangunan masyarakat
seutuhnya. 
                         Terkait adanya konsekuensi pelaksanaan otonomi daerah, dengan melimpahkan urusan kewenangan dari pusat ke daerah, diperlukan pemimpin kepala daerah dan kememimpinan yang mempuni dari arti spiritual, emosional dan intelektual dan dalam aktualisasi bisa mengendalikan iman, taqwa, ilmu dan seni.
                         Dengan kaitanya dalam pemimpinAminurkhman sang putera daerah yang menjadi Walikota Kota Pasuruan pertama setelah masa reformasi, merupakan tokoh muda yang memenuhi kreteria harapan. Sebagai seorang muslim tidak di ragukan lagi bahwa beliau akan mengikuti sunnah rosul sebagai pemimpin yang sidhiq, amanah, tabliq, fathanah.


D.    Landasan Teori
a.       Untuk memberikan gambaran atau batasan tentang teori-teori yang di pakai sebagai landasan penelitian yang akan dilakukan. Seorang Sejarawan harus dapat menjaga keutuhan teks yang di ambilnya. Salah satu untuk menjaga teks adalah dengan memperhatikan benar-benar berbagai penggunaan makna pada teks yang dibuat oleh pengarang. Dalam penelitian ini, digunakan beberapa sumber berupa buku-buku yang diantaranya adalah biografi dan memori dari pelaku sejarah yang mengalami peristiwa tersebut.
·         DPRD Kota Pasuruan Tahun 2000 ; Berkas Permohonan Pengesahan Walikota dan Wakil Walikota Pasuruan Masa Jabatan 2000-2005.
·         Aminurokhman, A.Md. dan Pudjo Basuki; Pemaparan Visi Dan Misi Bakal Calon Walikota Dan Walikota Pasuruan Periode 2000-2005.

E.     Metode Penelitian
A. Heuristik, yaitu proses mencari dan menemukan sumber-sumber yang diperlukan.
B. Kritik adalah suatu tahapan untuk melakukan pengujian terhadap sumber-sumber yang digunakan sebagai langkah penyelidikan jejak-jejak masa lampau.
C. Interpretasi merupakan proses pengolahan data yang diperoleh penulis dalam melakukan seleksi terhadap data dengan mencari hubungan antara fakta yang ditemukan.
D. Historiografi, yaitu tahap terakhir dalam penulisan sejarah. Pada tahap ini rangkaian fakta yang telah ditafsirkan disajikan secara tertulis sebagai kisah atau cerita sejarah.

         Heuristik (Pengumpulan Data)
Tahap pertama adalah heuristik atau pengumpulan sumber. Sumber sejarah dapat berupa bukti yang ditinggalkan manusia yang menunjukan segala aktifitasnya di masa lampau baik berupa peninggalan-peninggalan maupun catatan-catatan. Sumber ini dapat ditemukan di perpustakaan, dari internet, wawncara dengan yang mengerti tentang/pelaku pada wiraswasta muslim pribumi pada Kota Malang dan untuk arsip dapat diperoleh di kantor-kantor atau instansi-instansi tertentu dalam penulisan ini penulis menggunakan sumber yang berupa buku-buku dan internet.

         Kritik
Penulisan sejarah dikenal dua macam sumber yaitu sumber primer dan sumber skunder. sumber primer adalah kesaksian dari seseorang dengan mata kepala sendiri atau saksi dengan panca indra yang lain atau dengan alat mekanisme. Sumber kedua adalah sumber skunder, sumber skunder adalah merupakan kesaksian dari siapapun yang bukan saksi mata, yakni dari orang yang tidak hadir pada peristiwa yang dikisahkan.

Kritik sumber merupakan verifikasi sumber yaitu pengujian kebenaran atau ketetapan dari sumber sejarah. Kritik sumber ada dua yaitu  kritik eksteren dan kritik intern untuk menguji kredibilitas sumber.

o   Kritik eksternal
Hal ini berguna untuk menetapkan keaslian atau auntentitas data, dilakukan kritik eksternal. Apakah fakta peninggalan ata dokumen itu merupakan yang sebenarnya, bukan palsu. Berbagai tes dapat dipergunakan untuk menguji keaslian tersebut. Misalnya untuk menetapkan umum dokumen melibatkan tanda tangan, tulisan tangan, kertas, cat, bentuk huruf, penggunaan bahasa, dan lain-lain.

o   Kritik Internal
Setelah dilakukan suatu dokumen diuji melalui kritik eksternal, berikutnya dilakukan kritik internal. Walaupun dokumen itu asli, tetapi apakah mengukapkan gambaran yang benar, Bagaimana mengenai penulis dan penciptanya, Apakah ia jujur, adil dan benar-benar memahami faktanya, dan banyak lagi pertanyaan yang bisa muncul seperti diatas. Sejarahwan harus benar-benar yakin bahwa datanya antentik dan akurat. Hanya jika datanya autentik dan akuratlah sejarawan bisa memandang data tersebut sebagai bukti sejarah yang sangat berharga untuk ditelaah secara serius.

         Interpretasi
Interpretasi adalah menafsirkan fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut hingga menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Dari berbagi fakta yang ada kemudian perlu disusun agar mempunyai bentuk dan struktur. Fakta yang ada ditafsirkan sehingga ditemukan struktur logisnya berdasarkan fakta yang ada, untuk menghindari suatu penafsiran yang semena-mena akibat pemikiran yang sempit. Bagi sejarawan akademis, interpretasi yang bersifat deskriptif saja belum cukup. Dalam perkembangan terakhir, sejarawan masih dituntut untuk mencari landasan penafsiran yang digunakan.

         Historiografi
Historiografi adalah proses penyusunan fakta-fakta sejarah dan berbagai sumber yang telah diseleksi dalam sebuah bentuk penulisan sejarah. Setelah melakukan penafsiran terhadap data-data yang ada, sejarawan harus sadar bahwa tulisan itu bukan hanya sekedar untuk kepentingan dirinya, tetapi juga untuk dibaca orang lain. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan struktur dan gaya bahasa penulisannya. Sejarawan harus menyadari dan berusaha agar orang lain dapat mengerti pokok-pokok pemikiran yang diajukan.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode penelitian kualitatif di mana dalam metode penelitian kualitaif pengumpulan datanya berupa pernyataan-pernyataan mengenai isi, sifat, ciri, keadaan, gejala, pola-pola hubungan yang terjadi dalam suatu masyarakat.
Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan wawancara mendalam dan observasi di lapangan. Beberapa teknik dilakukan untuk mendapatkan data yang sesuai.

o   Teknik Pengumpulan Data
Dalam upaya mengumpulkan data, beberapa langkah dilakukan oleh seorang peneliti. Salah satunya perlu menjalin suatu hubungan yang baik dengan para informan atau yang dikenal dengan istilah rapport (Dyson, 2003:31). Peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data untuk mendapatkan data yang sesuai dan tepat, kemudian dipisahkan antara data primer dan data sekunder. Terkait dengan data primer, peneliti memperoleh dari hasil wawancara dengan para informan yang telah ditentukan dan dari hasil observasi di lapangan. Sedangkan data sekunder diperoleh peneliti dari internet.

F.     Sistematika
Peranan Aminurokhman Sebagai Walikota Pasuruan Di Era Reformasi Tahun 2000-2005
ini akan dibahas dalam tiga bab yaitu sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan Berisi latar belakang, masalah penelitian, tujuan penelitian, dan metodologi penelitian.
BAB II Latar belakang Aminurokhman Sebagai Walikota Pasuruan Di Era Reformasi Tahun 2000-2005
BAB III  Gaya kememimpinan Aminurokhman Sebagai Walikota Pasuruan Di Era Reformasi Tahun 2000-2005
BAB IV Berisi tentang kesimpulan dari hasil penulisan serta saran. Selain it juga tentang lampiran-lampiran mengenai sumber-sumber berupa dokumen–dokumen beserta arsip-arsip yang digunakan oleh peneliti selama proses penulisan karya ini.

















BAB II
Latar belakang Aminurokhman Sebagai Walikota Pasuruan Di Era Reformasi

Jalan Dipenegoro, sebuah kampung kecil di pinggir sungai (Kali Gembong) yang setiap tahun tak pernah luput dari banjir sehinnga di sebut dengan kampung banjir. Di kampung itulah suatu siang pada tanggal 12 Februari 1962, lahir seorang bayi laki laki dari pasangan Bapak Mohamad Toyib dan Ibu Sufiatin. Tak ada tanda khusus menjelang kelahiranya kecuali sang ibu pernah bermimpi bertemuseekor harimau putih. Menurut primbon jawa mimpi itu berarti derajan paling tinggi.
Menjelang kelahiranya sang ayah yang seorang penguasaha meubel bermimpi melihat pohon bambu yang sedang berbunga. Bunga yang indah di pucuk pohon itupun dipetiknya, kemudian dia bertanya, apakah arti mimpi itu kata ayahnya, mengapa pohon bambu yang berbunga, apakah itu hanya sebuah simbol, pikir ayahnya. Pohon bambu adalah tanaman yang bisa hidup di pinngiran sungai, bila berbunga berarti mengharumkantempat di sekitarnya. Insya Allah ini petanda baik, bisik hatinya.
Kelahiran bayi laki lakinya di sambut dengan gembira bercampur sedih bahagia. Kemudian bayi itu dinamakan Aminurokhman yang berarti orang yang di percaya dan dikasihi. Sebagai anak pertamaia sangat memanjakan, terutama oleh kakenya yang bertempat tinggal tak jauh dari rumahnya. KH. Ashari, sang kakek, merupakan seorang guru ngaji dan sesepuh desa yang sangat dihormatioleh orang orang di sekitarnya.
Amin kecil sering di ajak jalan jalan sama kakenya. Ia merasa senang di ajak jalan jalan kakeknya, karena semua orang yang bertemu denganya memberikan salam kepada kakenya yang saat itu sedang besama cucunya. Sebagaimana lazimnya seperti anak anak lainya sering bermain dengan teman temanya, Amin juga terkenal sangat nakal di sekolahnya, setiap temanya duduk selalu di tendang kaki temanya tersebut sampai jatuh dan berdarah darah, namun dari keusilanya itu ia harus berurusan dengan guru dan kepala sekola. Tak jarang Amin mendapatkan hukuman dari guru gara-gara kenakalanya tersebut.
Meskipun nakal dia pandai bergaul sehingga banyak temanya. Di dalam keluarga Amin pun yang kini mempunya beberapa orang adik juga di kenal sebagai seorang kakak yang penuh perhatiandan sangat melindungi adiknya. Meskipun kadang sifat sok jagoan itu terus muncul di depan saudara saudaranya sehingga tak jarang terjadi keributan antara dia dan adik-adinya.
Banjir datang pada tiap tahun sekali membuat Amin sangat senang bermain air dengan adik-adiknya, keesokan harinya biala air mulai surut, banyak keluarga yang jauh berdatangan ke rumahnyauntuk memberikan bantuan. Biasanya mereka datang dengan membawa buah- buahan. Amin merasa gembira karena bisa berkumpul dengan keluarga kecilnya dan makanpun berlimpah.
Tahun 1975 Amin lulus SD dan melanjutkan sekolah di SMP Nusantar. Kenakalan masa kecilnya masih berlanjut meskipun ia telah duduk di bangkut sekolah mengah pertama, lebih – lebih di sekolah itu masih banyak teman temanya yang bandel denganya, disitu Amin bertambah bandel dengan betemanya teman teman barunya tersebut, gurupun merasa jengkel dengan Amin dan sekumpulanya karena sering membuat ulah.
Sejak itu Amin sering bermain sepak bola di Stadion yang tak jauh dari rumahnya, untuk sampai kesana Amin dan teman-temanya cukup menyebrangi sungai yang ada di belakang rumahnya, sebagai seorang anak yang rumahnya dekat dengan sungai Amin cukup pandai berenang. Setiap kali ingin ke stadion dilepaskanya bajunya dan ia pun berenang menyebrangi sungai bersama teman-temanya.
Sejak kecil Amin berkumpul denga keluarga yang sangat  religius. Kedua orang tuanya adalah bekas orang santri pondok itu dengan ketat menanamkan norma-norma agama sehingga jiwa mudanya terkadang memberontak. Mesipun kala rumahnya berdekatan denga 3 gedung bioskop, yaitu bioskop kumala, kusuma dan himalaya, tidak sekali pun ia menonton film karena menurut orang tuanya menonton film itu hukumnya haram. Saat itu satu-satunya film yang di tonton guru dan temanya adalah film G30S/PKI yang ditontonya.





Sejak remaja Amin memiliki sikap idealis dengan konsep-konsep yang diyakininya. Apabila ada hal-hal yang dirasakan tidak cocok ia segera mendiskusikan dengan teman-temanya dan secepatnyamengambil tindakan. Karena sikapnya yang keras jarang ia harus bersitegang dengan guru atau kepala sekolah.
Pernah suatu kali Amin terkena tempeleng guru gara-gara membuka almari tempat penyimpanan uang di sekolah bersama teman-temanya. Saat itu ia dan teman-temanya dapat undangan untuk mengisi pekan dirgantara di rac. Menjelang pelaksanaan kegiatan gurunya belum juga datang, padahal uang OSIS yang akan digunakan untuk mengikuti kegiatan tersebut di simpan oleh gurunya di dalam almari sekolah. Akhirnya dengan kesepakatan dan disaksikan oleh teman-temanya, Amin memberanikan diri membuka almaritempat penyimpanan uang. Saat gurunya datang, ia harus bertanggung jawab menerima kemarahan.
Tahun 1981 Amin tamat dari MAN Pasuruan. Karena sering membantu usaha bapaknya, ia memulai merasa tertarik pada dunia usaha. Itulah sebabnya ia kemudian memilih melanjutkan kuliah di sekolah tinggi ekonomi (STE) yang sebelumnya bernama Akademi menejemen perbankan dan akuntansi(AMPA) di Malang, Amin ingin memperdalam seluk beluk ekonomi dengan harapan dapat mengembangkan usaha bapaknya agar  lebih sukses dan berkembang.
Saat jadi mahasiswa amin tertarik pada bidang politik, pandanganya di dunia politik saat itu berkembang hingga dirinya ingin mempelajari lebih dalam secara natural. Amin kalau sudah berdiskusi suka lupa waktu. Untunya pak denya selalu mengiatkan agar Amin lebih mengkosentrasikan diri pada kuliahnya terlebih dahulu.
Seperti roda berputar usaha bapaknya dilanda krisis yang sangat menguatirkan dan mengalami kebangkrutan, pada saat itu usaha dari bapaknya amin adalah home industri, pada saat itu juga banyak mebel mebel yang besar membuat usaha bapaknya sangat terpuruk karena banyaknya konsumen berlarian.




Pada saat itu usaha bapanya mulai goyang, Amin saat itu masih jadi mahasiswa semester 6 benar-benar merasakan dampaknya. Uang kiriman yang semulanya lancar kini tersendat dikarenakan usaha mebel semakin memburuk. Di sini ia mulai mencari pekerjaan untuk biaya kulianya sendiri, sempat tesirat di pikiranya Amin menjadi supir bajaj seperti yang dilakukan oleh beberapa temanya, tetapi niat itu kemudian diurungkanya.
Pada saat itu Amin mendear ada pemgumuman Diploma (D1) yang di adakan oleh IKIP Negeri Malang. Pada saat itu juga Amin ingin progam Diplomanya di terima, dan alhamdulillah di terima menjadi mahasiswa program DI IKIP Negeri Malang. Dengan senang hati Amin mendatangani surat pernyataan bersedia mengikuti program Ikatan Dinas, karena dia memang ingin segera dapat pekerjaan.
Tahun 1983 Amin mulai mengikuti kuliah di IKIP Negeri Malang. Selama lebih dari setahun ia bekerja di dua tempat, yaitu pada sore harinya di STE. Tahun 1984 saat lulus dari pagi di IKIP. Setelah di STE pada semester 6 tinggal menunggu saat ujian negara. SayangnyaAmin tidak sempat menyelesaikan kuliahnya karena tak lama kemudian ia mendapat panggilan untuk melaksanakan tugas Dinas yang sudah di sepakatinya sebelumnya.
Saat menerima surat panggilan tuagas Amin agak terkejut karena dia mendapat tugas mengajar yang cukup jauh, yaitu di SMP Negeri 1 Palangkaraya. Dengan semangat yang tinggi Amin segera pulang ke Pasuruanuntuk mempersiapkan diri dan meminta doa restu kepada kedua orangtuanya.
Tetapi mendapat halangan dari orangtuanya. Amin tidak menyerh begitu saja. Ia membujuk orang tuanya agar diijinkan dinas di Kalimantan, namun tampajknya usahanya sia-sia belaka. Hingga tiba saat pemberangkatan ibunya menangisi kepergianya, Amin tidak tega melihat ibunya yang meneteskan air mata, tekatnya pun yang kuat menjadi lemah karena ibunya.
Untuk apa bekerja kalau tidak direstui orang tua, dia tidak mungkin melaksanakan tugas disana dengan tidak membawa restu. Mungkin aku belum di takdirkan untuk menjadi seorang guru, pikirnya.


Dengan berat hati Amin membatalkan keberangkatanya, meskipun ia sadar sebagai orang yang terikatnya dengan dinas ia tidak mungkin dapat begitu saja melaskan tanggung jawabnya. Sebagai akibat dari PENOLAKANYA Amin di panggil ke kanwil Dinas P dan K ke jawa timur Surabaya. Disana iaharus menerima kenyataanya kena marah habis-habisan karena di nialai melanggar perjanjian. Amin juga dikatakan bodoh kaena telahmenyiayiakan kesempatanya menjadi pegawai negeri. Dengan konsekonsinya Amin harus mengembalikan modal yang diterimanya waktu keberakatanya. Amin pun menjual motor dengan terpaksa karena menutup dana yang diterimanya.

















BAB III
Gaya Kememimpinan Aminurokhman

Salah satu kata yang di katakan adalah Ing Ngarso Sung Tulodho setiap orang mempunyai gaya kememimpina yang berbeda. Pengalaman hidup merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi gaya kememimpinan seseorang. Pengalaman Amin sebagai seorang guru membentuknya menjadi seorang pemimipin yang memiliki jiwa keteladanan.
·         Budaya kerja
Bagi Amin pelayanan pada masyarakat merupakan hal yang utama. Itulah sebabnya mulai tahun 2003 Amin mulai menggalakan budaya kerja. Budaya kerja ini diukur dari keberhasilan setiap intansi dalam memberikan pelayanan.

·         Pemerintah yang berwira usaha
Pengalaman Amin sebagai seorang pengusaha, sedikit banyak yang ikut pula mewarnai corak kememimpinanya. Dengan konsep-konsep kebijakanya untuk menjadikan Kota Pasuruan sebagai Kota perdagangan dan industri.

·         Mengugah partisipasi masyarakat
Pembanguanan tak akan berjalan tanpa adanya partisipasi masyarakat. Itulah sebabnya selain menata birokrasi, Amin juga berupaya untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam membangun daerahnya.

·         Menata Kota
Penataan Kota dilakukan Amin secara bertahap. Ia terkesan sangat berhati-hati dan tidak ingin tergesa-gesa sebab hal ini menyangkut kepentingan oran. Amin melihat dari masa masa awal kememimpinanya masyarakat masih dalam efuria reformasi sehingga terasa vulgar dalam mengungkapkan gagasan dan kemauan, bila pada masa itu ada kebijakan yang kurang bisa di terima masyarakat bisa bersikap kreatif.


·         Jum’atan
Agar lebih dekt dengan masyrakat. Setiap jum’atan Amin mengadakan tatap muka secara langsung dengan warga masyarakat. Dalam acara yang di gelar di masjid jami itu Amin juga selalu mengajak para stafnya agar mereka juga dapat mendengar secara langsung keluhan masyarakat. Untuk itu, setiap kali Amin dan rombonganya selalu berkeliling mengunjungi masjid-masjid yang berbeda. Biasanya dikunjungi adalah masjid yang sedang membangun atau mengadakan perbaikan. Masyarakat selalu merasa senang menyambut kedatanganya, karena selain untuk menjalankan ibadah juga sekaligus untuk menyalurkan bantuan dari pemerintah.

·         Menghadapi kerusuhan
Ganguan stabilitas keamanan yang terjadi pada bulan Mei 2001 saat menjelang kejatuhan Gusdur sebagai Presiden RI menjadi sebuah pengalaman yang berharga. Warga pasuruan yang menjadi basis NU dan PKB menolak keras diadakanya sidang istimewa (SI) yang tujuanya melengserkan GusDur dari kursi kepresidenan terkait kasus “Buloggote”. Untuk rasa besar-besaran pun terjadi.

·         Strategi politik
Sebagai walikota, Amin merasa telah menjadi milik komponen masyarakat. Untuk itu lebih menjaga kredibilitas, pada musyawarah canag PKB Kota Pasuruan Tahun 2002, Amin tidak bersedia dicalonkan kembali sebagai ketua. Meskipun tidak ada larangan seorang pemimpin daerah menjadi ketua partai, Menurut Amin itu merupakan suatu kebijakan politik yang kurang populer sebab dikwatirkan problem-problem partai akan memiliki ekses negatif pada pemerintah.

·         Tokoh idola
Gya kemimpinan Amin tak lepas dari pengaruh gaya kememimpinan tokoh nasional yang dikaguminya. Dua tokoh nasional yaitu Bung Karno dan Bung Hatta.





BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Pemerintahan yang menjadikan masyarakatnya adalah pemerintahan yang berani mengambil keputusan apapun dikarenakan setiap pemimpin mempunyai keunikan tersendiri dalam memimpin, contohnya pak Amin karena beliau melihat masa lalu untuk lebih baik  untuk mencapai kesuksesan yang di capainya.
Saran
            Pemerintah hendaknya berusaha untuk membangun tempat – tempat untuk para pedagang yang ada di Kota Pasuruan untuk memperhalus jalannya siklus bisnis untuk    menghindari tingkat penggangguran yang kronis, stagnasi ekonomi dan inflasi serta    mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Untuk  mengontrol fluktuasi bisnis dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi pemerintah dapat menerapkan instrumen-instrumen     kebijakan dibidang ekonomi baik itu kebijakan moneter maupun kebijakan fiskal.










DAFTAR RUJUKAN

Aminurokhman, A.Md. dan Pudjo Basuki; Pemaparan Visi dan Misi Bakal Calon        Walikota/Wakil Walikota Pasuruan Periode 2000-2005.
DPRD Kota Pasuruan Tahun 2000; Berkas Permohonan Pengesahan Walikota Dan Wakil Walikota Pasuruan Masa Jabatan 2000-2005.
HUMAS Kota Pasuruan: Kliping Berita Media Massa Tentang Pasuruan.
Pemerintahan Kota Pasuruan Tahun 2002: Pola Dasar Pembangunan Daerah Kota Pasuruan Tahun 2002-2005.

No comments:

Post a Comment